Mar 26, 2009

Diary untuk Tuhan ~Dialog ku dan A Po Part 1~


Tuhan, semalam aku bertemu dengan seorang anak kecil yang tersesat di tengah hutan. Aku termasuk salah satu orang yang tersesat di dalam hutan itu. Kami berdua pun berteman, karena sama-sama merasa senasib sepenanggungan.

Malam itu, anak kecil yang aku panggil A Po itu bertanya, "Kak, mungkinkah Tuhan akan bebaskan kita dari hutan ini?"

A Po yang bermata sipit dan berkulit putih itu nampak ingin tahu.

Aku hanya bisa memandang langit. Lalu mengerenyitkan dahi. Tuhan, Kau pasti dengar pertanyaan A Po, kan?

"A Po, Tuhan tidak pernah tidur. Ia akan selalu ada untuk kita. Ia bahkan lebih dekat daripada urat nadi kita sendiri. A Po harus ingat itu." Aku berusaha menenangkannya, Tuhan. 

Tapi A Po nampaknya kurang puas dengan jawabanku. A Po bertanya lagi, "Bagaimana bisa Tuhan melupakan kita di sini?"

Dasar anak kecil. Tuhan, aku tahu A Po tidak bermaksud buruk pada Mu. Ia hanya seorang anak kecil yang tidak bisa mengekspresikan perasaannya dengan baik.

"Tuhan tidak sedang melupakan kita, A Po. Ia tidak akan pernah melupakan kita. Lihat saja, jika Ia melupakanmu, Ia tidak akan mempertemukanmu dengan Kakak, kan?"

A Po tersenyum. Sedikit.

"Kak, aku hanya punya Tuhan sebagai tempatku bercerita. Aku hanya punya Dia sebagai tempatku berkeluh kesah, dan meminta pertolongan. Tapi, Kak, apa Tuhan akan mendengar dan mengabulkan semua doa ku?"

A Po anak yang polos. Lugu. Juga naif. Tuhan pasti bahagia saat menciptakan anak ini.

"Pasti. Tapi Tuhan tau mana waktu yang paling baik untuk mengabulkan seluruh doa A Po. Mungkin bukan sekarang. Suatu saat, pasti ada."

"Kapan, Kak?" A Po nampak tidak sabar.

"Suatu hari itu pasti datang. Kalau A Po bersikeras dan tidak sabar, Tuhan mungkin sebal dengan A Po. Apa A Po mau, Tuhan bersikap cuek pada A Po?" 

A Po nampaknya mengerti dengan penjelasanku, Tuhan.

"Kak, semua tumbuhan di sini apa bisa kita makan?" Tanya A Po lagi padaku.

"Tentu tidak. Ada beberapa dari mereka yang beracun."

A Po yang sangat tidak berdaya itu mengayun-ayunkan kakinya saat kami duduk di atas ranting pohon, di tengah malam.

"Kak, A Po anak yang baik. A Po selalu menuruti semua keinginan Mama dan Papa. A Po tidak pernah berkata 'ah' pada mereka. Juga durhaka pada mereka. A Po baik pada teman - teman, sopan santun terhadap yang lebih tua, dan berusaha mengerti semua yang diajarkan guru pada A Po. Tapi sepertinya ada yang Tuhan lupa."

A Po memandang ke arah gugusan bintang yang seolah membentuk rangkaian mahkota di langit sana.

"Tuhan tidak pelupa, A Po."

A Po menatapku. Mukanya tampak bingung, Tuhan.

"Kalau Tuhan tidak lupa, bagaimana Ia bisa tidak mengeluarkanku dari sini?"

Aku hanya bisa tersenyum, Tuhan. Lagi-lagi pertanyaan ini. Anak ini begitu naif. Tuhan, Kau pasti geli mendengar pertanyaan - pertanyaannya yang selalu diulanginya. Aku juga begitu.

"Tuhan hanya ingin tahu, apakah A Po anak yang baik, atau nakal. Ujian kecil ini, A Po pasti bisa melewatinya, kan?"

A Po menggigiti jari telunjuknya, menghela napas panjang, lalu dengan tatapan datarnya, kembali memandangiku.

"Tuhan baik, kan. Suatu saat, A Po bisa keluar dari hutan ini, kan? Suatu saat, A Po bisa berbuat kebaikan sesuka A Po lagi, kan?"

Lagi-lagi aku tersenyum. Dasar A Po.

"Yang paling penting, A Po harus ingat, Tuhan sayang A Po. Makanya Ia mau A Po sedikit berusaha."

A Po tersenyum padaku.

"Ingat, ya. Tuhan sayang A Po."

~ nTan @ March 25th 2009 ~

Tragedi Situ Gintung




Saat gw baru balik dari rumah sakit, nyokap manggil dan ngasih kabar duka. Tanggul Situ Gintung jebol. Iyah, tanggul itu saat ini sudah menelan 43 orang tewas tapi baru 28 orang yang teridentifikasi. Kebanyakan dari korban itu adalah wanita dan balita. Jumlah itu pasti masih akan terus bertambah. Bahkan, 4 mahasiswa UMJ disinyalir ikut menjadi korban tewas. Mereka adalah mahasiswa yang ngekos di dekat UMJ.

Kejadian malam tadi pada jam 3 subuh, awalnya hanya hujan deras dari semalam yang tak kunjung berhenti. Tapi setelah adzan Shubuh, suara gemuruh terdengar, tanggul yang sangat besar dengan dinding penahan yang tinggi itu gag pelak mampu menahan derasnya air yang ingin keluar. Batu-batu besar berhamburan keluar tanggul dan menimpa warga Cirendeu.

Warga yang masih tertidur lelap tentunya gag bisa dengan sigap menyelamatkan diri mereka, karena suasana masih sangat gelap. Panjang tanggul yang jebol adalah 70 cm. Terjangan air yang seperti tsunami kecil itu akhirnya meluluhlantakkan ratusan pemukiman warga dan sedikit bagian UMJ.

Musibah kali ini tentunya meninggalkan duka yang mendalam buat semuanya. Duka ini duka Indonesia. 

Semua korban dievakuasi ke FH-UMJ dan STIE Ahmad Dahlan. Semoga Allah menerima semua arwah dan pahala saudara2 kita di sana yang menjadi korban. Amin.

PS : Ada salah seorang temen gw yang gw belum denger kabarnya. Ada apa dengan Resti dan keluarganya sekarang? Ya Allah, selamatkanlah ia dan keluarganya. Amin.


Long time *lil bit story of SIC*

Long time yaa..gw gag ngisi ini blog. Wheeekkkzz... 
Maklum nee,,mo lulus aja repot. Dari dulu kita selalu direpotkan kalo udah menjelang kelulusan ya. Kenapa begitu ya? Hidup memang aneh. Masa, dari kecil selaluuuuu aja ada sesuatu yang diluluskan sebelum lulus.

Heum.
Dua minggu yang lalu, gw dateng ke nikahan Alay. Haduhhh... Dua orang sudah menikah di kelas gw. Si Ulfa yang jadi pioneer. Gw kapan yaaa??? Hehehe.
Jadi iri banget liat semua bahagia. Bahagia buat gw kira2 kapan nih??
Yang pasti bukan kemarin, sekarang, atau besok. Mungkin minggu depan. *Dan Tuhan pasti lebih tau itu*
Liat temen2 gw,,,4 tahun hampir kita jalan bareng, melewati segala rintangan suka dan duka. Sekarang udah mao lulus. Rasanya gag pengen pisah deh. Meski dalam perjalanan 4 tahun itu, banyak banget godaan yang udah menguji persahabatan kita. Yaahhh,.,mungkin ini bisa dinamakan persahabatan.

Awal ketemu, kelas ini emang asik. Lambat berjalan jadi aneh. Terus melalui waktu yang panjang, kelas ini memang aneh,. Tapi semua keanehan, termasuk makhluk penghuninya yang aneh2 bin ajaib, bikin gw betah terus2an ada di dalemnya. Apa gw termasuk aneh juga?? *Maybe*

SIC angkatan 2005. Thanks 4 all, guys.

Love you. WE ARE ALWAYS BE AN EVERLASTING FRIENDS. FOREVER,.